Sangat
Beragam! Itulah kesan yang diperoleh dari hasil monitoring pelaksanaanpembelajaran jarak jauh, dalam rangka mendukung kebijakan
belajar dari rumah (BDR) yang telah berlangsung sejak bulan Maret hingga Juni
2020. Meskipun sekolah tidak memrogramkan, guru-guru tidak paham atau
tidak siap dengan pembelajaran jarak jauh karena memang tidak terbiasa
bahkan tidak pernah melaksanakannya, namun berbagai innovasi dan kreativitas
muncul dari guru-guru yang memiliki komitmen untuk membelajarkan siswa di masa
darurat Covid-19. Pemanfaatan whatsAp, google form, google classroom, tranmisi
radio, penyampaian materi melalui TV kabel, sampai berkeliling menjelaskan
tugas/materi ke rumah-rumah siswa, membuktikan betapa beragamnya upaya yang
dicobaterapkan oleh guru.
Kendala yang dihadapi juga beragam. Bingung
tidak tahu apa yang harus dilakukan atau dalam bahasa sasak “kemomotan” karena guru-siswa
belum terbiasa bahkan tidak pernah melaksanakan pembelajaran jarak jauh,
rendahnya kemampuan teknologi, kekurangan kuota internet, dibutuhkannya waktu yang cukup lama unuk keliling kampung
berkoordinasi dengan siswa dan orang tua siswa, banyak siswa harus bergiliran
memakaihandphone dengan
orang tuanya, bahkan sering tidak bertemu dengan siswa di rumahnya. Kendala
ini wajar adanya, karena sekolah memang tidak punya persiapan apalagi panduan,
sedangkan siswa, di hari pertama penerapan kebijakan BDR sudah banyak yang
tidak ke sekokah, seolah-olah sudah mengetahui kalau sekolah “diliburkan”
sementara guru belum memberikan penjelasan apapun.
Apresiasi yang tinggi disampaikan kepada rekan-rekan guru yang
melakukan berbagai upaya
untuk mengatasi kendala yang dihadapi, seperti keliling ke rumah-rumah
siswa untuk memberikan arahan, meminta siswa belajar kelompok di Musalla
bersama teman di sekitar untuk belajar dan menggunakan HP bersama, meminta
bantuan kepala desa atau kadus untuk mengumumkan pentingnya BDR melalui masjid, menitipkan tugas ke orang tua siswa karena tidak menemukan siswa di rumah.
Saran dari guru juga beragam
mulai dari gratiskan kuota untuk siswa dan guru, berikan bimtek teknologi bagi
guru yang membutuhkan, panduan belajar jarak jauh harus dipersiapkan, termasuk
meminta Dinas melakukan monitoring dan pembinaan. Sangat diakui
bahwa proses pembelajaran (jarak jauh) terlebih harus menggunakan teknologi
adalah tidak mudak terutama bagi sebagian guru sehingga hasilnya kurang
optimal, namun paling tidak masih ada upaya pembelajaran yang bisa dirasakan siswa dan orang tua siswa.
TERIMASIH GURU....πππ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar